1. Teori Insitu
Teori
ini mengatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara, terbentuknya di
tempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Pada saat tumbuhan tersebut mati
sebelum mengalami proses transportasi segera tertutup oleh lapisan sedimen dan
mengalami proses pembatubaraan (coalification). Jenis batubara yang terbentuk dengan
cara ini mempunyai penyebaran luas dan merata, kualitasnya relatif baik karena
kadar abunya relatif kecil.
2. Teori Drift
Teori
ini menyebutkan bahwa bahan bahan pembentuk lapisan batubara terjadinya
ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan semula hidup dan berkembang,
dengan demikian tumbuhan yang telah mati diangkut oleh media air dan
berakumulasi disuatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen dan mengalami
proses pembatubaraan. Batubara ini mempunyai penyebaran tidak luas, tetapi
dijumpai di beberapa tempat, kualitas kurang baik.
3. Humic Coal
Batubara
humik biasanya diendapkan di lingkungan darat (limnic), dengan proses
pengendapan secara insitu,
yang mana material organik pembentuk batubara berasal dari tempat dimana
tumbuh-tumbuhan asal itu berada (autochthonous). Batubara tipe ini
memiliki kualitas batubara yang baik dengan peringkat batubara bituminus hingga
antrasit. Komposisi maseral 90% lebih terdiri dari vitrinit (vitrite),
memiliki kandungan hidrogen dan zat terbang yang sangat rendah.
4. Sopropelic Coal
Batubara
sapropelik biasanya diendapkan di lingkungan laut (paralic) seperti pada
daerah delta, laguna, lestuarin, marsh, rawa-rawa air payau. Proses
pengendapannya secara drift,
yang mana material organik pembentuk batubara berasal dari tempat lain (allochthonous).
Batubara tipe ini memiliki kualitas batubara kurang baik dibandingkan batubara
humik, sedangkan peringkat batubaranya adalah sub bituminus hingga lignit
dengan kandungan hidrogen dan zat terbang yang tinggi sedangakan kandungan
karbon rendah. Batubara sapropelik dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
batubara canneldan boghead. Batubara jenis cannel dan boghead dapat dibedakan dari komposisi
maseralnya, terutama kelompok liptinit. Batubara cannel memiliki maseralsporinite lebih banyak dibandingkan maseral alginite (sporinite > alginite).
Sedangkan batubara boghead lebih dibanyak disusun oleh maseral
alginite dibandingkan sporinite (sporinite < alginite).
5. Humosapropec Coal
Batubara
humosapropelik merupakan batubara yang dihasilkan dari rangkaian humik dan
spropelik, tetapi rangkaian humik lebih dominan. Asal material organik
pembentuk batubara berasal dari tempat dimana material organik diendapkan dan
dari tempat lain.
6. Paleogene Syn-Rift
Batubara syn-rift berasosiasi dengan sedimen fluvial
dan lakustrin, biasanya batubara yang diendapkan pada tipe ini menghasilkan
batubara dengan nilai kalori yang tinggi (~7000 Kcal/kg), rendah kandungan air
lembab dan sulfur. Sebagai contoh untuk tipe ini adalah Formasi Sawahlunto di
Cekungan Ombilin, Sumetera Tengah.
7. Neogene Syn-Orogenic Regressive
Batubara syn-orogenic regressive terjadi pada Miosen Tengah hingga
Plio-Pleistosen dan merupakan hasil dari pengangkatan cekungan. Endapan
batubara biasanya terdapat cekungan belakang busur (back-arc basin) dan cekungan depan busur (fore-arc
basin) pada busur kepulauan. Endapan batubara pada syn-orogenic regressive biasanya tidak terlalu tebal, tetapi
akan terdiri dari beberapa lapisan. Nilai kalori rata-rata adalah rendah (~5000
kcal/kg), kandungan air lembab tinggi dan kandungan sulfur juga rendah
8. Upgraded Brown Coal
Pada
prinsipnya proses UBC dirancang untuk menghasilkan produk
batubara dengan nilai kalor 6000 – 6500 kkal/kg dari batubara peringkat rendah
yang mempunyai nilai kalor 3500 – 4500 kkal/kg, melalui teknik pengurangan
kandungan air total dari 25 – 45% menjadi <5% .
9. Clarite
Tabel 2.2 Klasifikasi mikrolitotipe pada batubara
(dari Stach dkk, 1982)
MIKROLITOTIPE
|
KOMPOSISI MASERAL
|
KELOMPOK
|
Vitrite
Liptite Inertite |
>95%
Vitrinite
>95% Liptinite >95% Inertinite |
Monomaceralic
|
Clarite
Durite Vitrinertite |
>95%
Vitrinite + Liptinite
>95% Inertinite + Liptinite >95% Vitrinite + Inertinite |
Bimaceralic
|
Duroclarite
Vitrinertoliptite Clarodurite |
(Vitrinite+Liptinite+Inertinite
each >5%)
Vitrinite > Liptinite, Inertinite Liptinite > Vitrinite, Inertinite Inertinite > Vitrinite, Liptinite |
Trimaceralic
|
10. Durite
11. Vitrinertinite
http://books.google.co.id/books?id=4oYWx90ybY8C&pg=PA86&lpg=PA86&dq=durite+coal&source=bl&ots=2qonSoG2i3&sig=--
1 komentar:
Kaya catetan kuliah Gan.
Posting Komentar